.
.
Pelangi?
Siapa sih yang tidak mengenal pelangi? Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila
dan ungu ini merupakan fenomena alam yang sangat indah dan membuat siapapun
yang melihatnya merasa bahagia. Begitu pun denganku, pelangi terakhir yang
kulihat adalah saat perpisahaan dengan sahabatku. Ya, kisah ini bermula saat
aku duduk di bangku sekolah menengah pertama, karena di masa itulah aku mulai
mengenal persahabatan.
“Kriiing” alarm pun berbunyi dan
membangunkanku dari tidur lelapku. Hari ini adalah hari dimana pertama kali aku
menduduki bangku SMP. Aku pun bangun dan lekas mandi. Setelah itu, aku pun
bergegas untuk pergi ke sekolah.
“Mah, aku berangkat yaa” Sapaku sambil mengambil tas
“Iya, hati-hati, Nak. Jangan lupa bawa payung, mau hujan.” Ujar mamaku
Memang
benar, hari ini cuacanya sedikit mendung. Aku pun lekas mengambil payung yang
berada di teras rumah.
Sesampainya di sekolah, aku melihat
pengumuman pembagian kelas. Yeah, aku mendapatkan kelas 7-2 dan ternyata disana
juga ada teman SD ku, Fariz. Aku pun pergi menuju kelasku tersebut dan duduk
disamping Fariz.
“Teng.. Teng.. Teng” Bel sekolah pun
berbunyi dan seluruh siswa pun berbaris di lapangan upacara untuk pengarahan masa
orientasi siswa. Di pertengahan acara, tiba-tiba hujan turun dan kepala sekolah
memerintahkan seluruh siswa masuk ke kelas mereka masing-masing. Aku dan semua
siswa yang lain pun berlari. Hingga sesampainya disuatu genangan air, tiba-tiba
kakiku tersandung batu dan aku pun terjatuh, “Bluk”. Basalah baju dan celanaku
pada saat itu. Semua siswa yang melihatku pada tertawa terbahak-bahak dan mengejekku.
Seketika datanglah seorang pria, wajahnya tak asing bagiku, dia lalu menolongku.
“Eh, lu gak apa apa” Kata dia sambil mengangkatkan untuk bangun“Iya, gak apa apa ko. Thank you yaa.” Jawabku“Oya, lu kelas berapa” Tanya dia“Kelas 7, 7-2” Balasku“Wah, kalau gitu kita sekelas dong, haha” Canda dia
Aku pun diantar masuk ke kelas olehnya. Dan
ternyata dia duduk di depanku. Kami pun akhirnya mengobrol. Usut punya usut
ternyata namanya Rizky. Dia anak yang pintar semasa SDnya. 10 menit setelah
obrolanku dengan Rizky, datanglah Fariz dengan wajah bertanya-tanya.
“Lah lu kenapa, Ded? Celana lu ko basah terus make kaos putih doang lagi?” Tanya Fariz“Gua tadi jatuh Riz di genangan air depan yang gede itu tuh” Jawabku sambil menunjuk“Jiah kaya anak kecil aja lu jatuh, haha” Fariz pun tertawa“Au ah!” Jawabku bete
Aku
pun memperkenalkan si Fariz dengan si Rizky. Alhasil kita bertiga menjadi
sangat akrab.
Hujan yang begitu lebat akhirnya
reda juga. Selang beberapa menit, terjadilah pelangi. Seluruh siswa keluar dan
menyaksikan fenomena yang indah tersebut. Pelangi ini adalah pelangi pertama
yang kulihat secara langsung, begitu pun dengan si Fariz dan Rizky.
Hari demi hari. Persahabatan kami
pun semakin erat. Canda tawa bersama, belajar bersama, pergi ke kantin bersama,
contek-contekan bahkan pergi ke sekolah bersama. Hingga pernah suatu ketika, kami
telat pergi ke sekolah karena cuaca saat itu sedang hujan lebat. Rizky dan aku
saat itu berada di pangkalan angkot tempat kami biasa berkumpul untuk pergi
sekolah bersama. Kami berdua sedang menunggu Fariz yang terjebak hujan di
tengah perjalan ke tempat tersebut. Sesampainya Fariz disana, baju seragamnya
basah dan akhirnya dia melepas seragamnya dan hanya memakai kaos putih. Aku dan
Rizky pun ikut melepas pakaian seragam dan hanya memakai kaos putih yang kami
kenakan. Ya, karena bagi kami kebersamaan adalah nomor satu dalam persahabatan.
Sesampainya di sekolah, kami pun
mendapatkan hukuman karena telat 30 menit masuk sekolah. Kami pun disuruh
membersihkan lantai yang becek akibat hujan yang lebat tersebut. Sangat
melelahkan dan memalukan. Tapi semua itu terasa hilang jika kita melakukannya
bersama sahabat.
Hari pun berubah menjadi bulan dan
bulan pun menjadi tahun. Tak terasa kebersamaan kami pun sudah 3 tahun lamanya.
Detik-detik menjelang sebelum ujian nasional merupakan hal yang paling
mendebarkan. Karena seminggu sebelum ujian nasional, hujan turun begitu
lebatnya hingga banjir melanda tempat tinggalku. Bahkan gemuruh petir dan
cetaran membahana kilat mengganggu belajarku. Tapi semua itu telah berlalu dan
aku sangat bersyukur karena pada saat ujian nasional hujan tidak turun walaupun
cuaca sedikit mendung.
Tibalah masa akhir putih biru. Biasanya
sekolah-sekolah mengadakan jalan-jalan. Sekolah aku pun demikian. Akan tetapi
jalan-jalan di sekolahku dibagi perkelas. Jadi setiap kelas mengadakan
jalan-jalan sendiri. Nah, kelas ku memilih jalan-jalan pergi ke Tangkuban Perahu.
Hari yang ditunggu pun tiba. Aku,
Fariz dan Rizky serta teman-teman sekelas yang lain pun sudah siap di bis. Kami
pun berangkat. Disepanjang jalan kami terus bernyanyi. Setibanya disana, cuaca
menjadi tidak begitu bersahabat. Awan kumulus hitam menyelimuti langit-langit
diatas dan setetes demi setetes air hujan pun turun. Kami semua pergi
berlindung mencari tempat teduh. Setelah hujan yang tidak begitu lebat tersebut
sudah cukup reda. Kami pun melanjutkan perjalan menuju tempat peristirahatan.
Sesampainya disana, aku, Fariz dan Rizky pergi jalan-jalan keluar sebelum kami
semua pergi ke Tangkuban Perahu. Kami bertiga pergi mengitari tempat
penginapan, hingga sampailah disebuah kebun jeruk. Ada seorang pria sedang
memetik jeruk-jeruk tersebut dan kami pun menghampirinya. Ternyata beliau
adalah pemilik kebun tersebut dan kami pun diperbolehkan membantu beliau.
Hari pun menjelang sore, kami pun
lekas pergi ke tempat penginapan. Ditengah perjalanan, turunlah hujan. Kami
bertiga pun, lari mencari tempat teduh. Dengan pakaian yang basah kuyup dan
kaki kotor yang terkena cipratan sandal pada saat lari tersebut akhirnya
menemukan tempat teduh dibawah pohon besar. Beruntungnya hujan tersebut tidak
disertai petir dan kilat karena pada saat itu matahari masih bersinar dengan
terangnya. Di tempat teduh tersebut kami mengobrol tentang kemana kita setelah
lulus nanti. Aku terkejut ternyata kami berbeda tujuan. Aku mengambil sekolah
kejuruan di Jakarta, Fariz mengambil sekolah pelayaran sedangkan Rizky akan
bersekolah di Jogja. Kami bertiga pun berjanji bahwa akan bertemu kembali dalam
keadaan sukses dan kenangan persahabatan ini tak akan dilupakan. Setelah lama
menunggu akhirnya hujan pun cukup reda. Aku terpanah saat melihat ke langit. Suasana
sore hari ditemani dengan tetesan kecil air hujan dan suara sekumpulan burung
yang sedang terbang melengkapi pandangan ku saat itu. Ya, saat itu aku melihat
pelangi. Aku pun memberitahukan kepada Fariz dan Rizky,
“Eh, Riz, Ky, coba deh lihat ke atas” Pintaku“Ada apa? Wow!” Ujar Fariz dengan kagum“Wow! Indah sekali langitnya” Kagum Rizky
Sungguh
pemandangan di sore hari itu sangat indah. Pelangi ini pun membuat ku teringat
pada saat pertama kali kami bertiga menjalin persahabatan. Aku pun berkata
kepada mereka berdua, “Sejauh apapun kita, dimana pun kita berada. Saat kita
melihat pelangi, ingatlah persahabatan dan kebersamaan kita yaa, kawan”. Fariz
dan Rizky pun terharu dan mata mereka berkaca-kaca.
0 Comment...:
Post a Comment
Comment please and Don't promote your blog in this comment OK! ;)