Subscribe:

Mengejar Deadline

.
.

Berawal dari sebuah keisenganku menulis di Microsoft Word dan menjadikan itu seperti hobi baru. Yah.. hari ini pengalaman pertamaku menulis dan mengikuti lomba menulis. Waktu kecil aku suka sekali menulis dan membaca, mulai beranjak remaja hobi itu mulai berkurang dan kini hobi itu mulai kembali lagi.
Pagi itu adalah pagi yang begitu indah. Seperti biasanya aku pergi ke sekolah. Aku termasuk siswa yang kadang periang kadang juga pendiam di sekolah. Kalau suasana hati lagi mood, pasti aku menjadi siswa terheboh di kelas akan tetapi kalau lagi bete suasana kelas hening serasa ada di tengah kuburan pinggir hutan. Ada temanku mengajakku bicara “Lu udah ngerjain PR blom? Gue nyontek dong.” dan aku jawab “O”. Yah.. jawaban singkat seperti itu memang efektif buat menghentikan percakapan yang tidak perlu dan membuat bête lawan bicara.

Bel istirahat berbunyi “Teeet”, semua  siswa keluar. Aku menuju ke kantin karena perutku udah mulai kosidahan didalam. Tiba-tiba temanku, Kidut, memanggil,
“Hey tunggu ded!”
 dalam hatiku berkata
 “Aduh apalagi sih nih anak.”
 Dia pun menghampiriku dan berkata 
“Eh ada lomba menulis cerpen hadiahnya lumayan loh. Mau ikut ga?” 
“Ga ah, ga tertarik” kataku.
 
 Dia pun terus merayu ku karena dia tau kalau aku suka menulis cerita di netbook. Karena dia terus merayu dan merayu, aku pun jadi tergoda dengan rayuan mautnya karena aku sendiri juga takut jika nantinya rayuan dia malah jadi cinta. Lah.
Aku pun membuka website yang Kidut berikan padaku dan membaca persyaratannya. Aku pun membacanya dengan teliti dan “Apa-apaan ini deadlinenya besok malam?” seruku. Oh tidak aku harus mengejar deadline tersebut. Aku berpikir dan berpikir untuk membuat sebuah cerita nyata yang menarik dan lucu. Aku berpikir keras mencari apa yang mau diceritakan nantinya. Hmm ide itu belum juga ku dapet hingga bel pulang sekolah pun berbunyi.
Sesampainya di rumah, aku masih terus kepikiran sama cerita yang ingin ku tulis tersebut. Deadline itu terus membayangi layaknya dikelilingi cincin Saturnus. Dari mandi, tidur, makan, nonton tv masih saja terus kepikiran. Ketika berada di toilet untuk buang poop, aku mendapatkan ide. “Aha! Akhirnya dapet ide juga, Eeegh,” kataku sambil ngeden. Ya… itu sungguh benar adanya, aku dapat ide. Aku berpikir kenapa tidak menceritakan kisah sih Kidut aja yaa? Dia temanku yang paling baik, lucu, pintar, playboy dan ganteng juga sih (jangan berpikir negative tentang gua). Yap aku putuskan untuk membuat cerita dia. Akan tetapi harus minta ijin juga pada dia. Mau jadi actor dalam tulisanku atau tidak?
Keesokan harinya, seperti biasa aku pergi ke sekolah dan aku bergegas mencari Kidut. Ketemulah dia sedang ngupil di pojokan ruang kelas.
“Eh ki, gua udah dapet ide nih buat nulis,” kataku sambil menepuk pundak Kidut.
“Serius? Yadah baguslah,” jawab kidut sambil refleks kaget ketahuan ngupil.
“Tapi tokoh yang ada di cerita gua itu lu. Lu setuju ga?” ujarku
“Hah! Serius lo? Yadah deh gapapa, asal gua kecipratan ya” katanya sambil ketawa,
“Okedeh,”.
Akhirnya ide cerita itu pun telah di dapat dan Kidut pun menyetujuinya. Mulai aku menulis dan menulis. Tulisanku mengalir layaknya air sungai yang datang dari pegunungan. Berbagai kata telah tertuang dalam tulisan tersebut. Aku terus mendapat ide entah darimana ilham itu tersampaikan. Sisa satu halaman lagi dan satu jam menuju deadline. Dan tidak lama kemudian, aku pun menyelesaikan cerita tersebut. Dan lekas ku kirim ke email yang menyelenggarakan lomba tersebut. Hatiku senang akhirnya untuk pertama kalinya aku menulis untuk sebuah lomba.
Waktu pengumuman pun tiba. Hasil telah tertera dalam sebuah laporan yang membuat jantung cetar membahana. Dan kulihat karyaku berada di posisi ke-14 dari 300 peserta. Alhamdulillah suatu penghargaan dan apresiasi besar bagiku yang pemula ini. Aku akhirnya mulai menyukai seni tulis terutama dalam bentuk cerita. Ide selalu ku dapatkan walau terkadang sempat membuatku terhenti kehabisan kata yang ingin ditulis. Aku mau berpesan. Raih impian kalian. Gapai apa yang dicita-citakan. Jangan menyerah karena gagal. Kita semua mempunyai bakat. Hanya saja bakat itu masih perlu kita galih, kita temukan dan kita kembangkan. Karena kalau bukan diri kita sendiri siapa lagi? Itu..

16 comments:

  1. bagus banget sob.. teruslah berkarya ! semoga sukses.. :)

    ReplyDelete
  2. wah berbakat, terus kembangkan kreativitas mumpung masih muda, kalau bisa kirim ke gramedia, biar di cetak karyanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya terima kasih mas atas saran dan komentarnya. Aamiin semoga bisa tercetak di gramedia ;)

      Delete
  3. selamat atas karyanya. terus semangat dalam menulis sesuatu (y)

    ReplyDelete
  4. Wahh sobat memang memang beneran berbakat nulis cerita. Tadinya saya niat blogwalking aja, baca judul sama akhir cerita, hehe. Tapi kok saya malah tergoda membaca, eh, nggak nyadar malah sampe selesai, haha. Ikut lomba itu memang sesuatu banget! ( http://al-ihtisyam.blogspot.com/2013/01/giveaway-senangnya-hatiku-my-first-wish.html ). Saya udah pernah ngerasain, tapi kalau sampai deadline kayak gitu, malah kacau. Pernah tuh sekali 1 jam lagi deadline, tapi akhirnya karya saya nggak masuh, hiks... tapi sudahlah... saya sudah mencoba., Keep writting (^_^)/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh terima kasih :)
      punya pengalaman yang sama juga :D semoga bisa tetap berkarya lagi ^^

      Delete
  5. kaka memang berbakat,bisa tuh buat inspirasi saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa terima kasih... syukurlah kalo bisa menginspirasi ^^

      Delete

Comment please and Don't promote your blog in this comment OK! ;)

Hi guys.. welcome to my blog. In this blog available information for you. hopefully it is useful