.
.
WALL-E bercerita tentang sebuah robot bernama wall-e [yang merupakan singkatan dari Waste Allocation Load Lifter Earth-Class]
dalam “berpetualang”. Kenapa “berpetualang”? Karena pada awalnya
diceritakan kisah hidup wall-e yang merupakan sebuah robot pengepak
sampah.
Diceritakan bumi sudah tidak layak lagi untuk ditinggali karena
sudah terlalu banyak sampah menggunung dan pada akhirnya manusia
meninggalkan bumi dan hidup pada sebuah koloni antariksa yang bernama
AXIOM. Semua ini menjadi mungkin karena dunia sudah dikuasai sebuah
mega-corporation yang bernama Buy ‘n Large (BnL) yang menguasai semua
perekonomian, termasuk pemerintahan. Karena sampah yang sudah menggunung
dimana-mana, dibuatlah wall-e sebagai robot pengepak sampah.
Awalnya manusia hidup di AXIOM hanya dalam waktu 5 tahun, selagi
wall-e membersihkan sampah-sampah yang ada, namun pada akhirnya bumi
dinyatakan terlalu berbahaya untuk ditinggali, maka manusia tetap hidup
di AXIOM hingga 700 tahun lamanya. Digambarkan manusia-manusia yang
hidup di AXIOM semuanya gendut dan malas. Hanya duduk di kursi mereka
dan semua kebutuhan mereka dibantu oleh robot-robot. Berdiri pun mereka
sulit. Mereka sibuk dengan hologram [layar virtual] di depan mereka
sampai-sampai mereka tidak pernah berinteraksi langsung dengan orang
lain.
Beginilah latar kehidupan yang diangkat di film ini. Later,
wall-e bertemu dengan EVE, sebuah robot peneliti yang dikirim dari
AXIOM. Instruksi dari EVE adalah mencari tanaman hidup di bumi.
Sekonyong-konyong wall-e “jatuh cinta” dengan EVE. Tiap adegan di film
ini digambarkan dengan sangat apik! Disney-pixar memang ga bisa
dipungkiri lagi sebagai maestro pembuat film-film animasi dengan tingkat
personifikasi karakter yang tinggi. Cerita yang diangkat pun pasti
mempunya moral of story yang sangat bagus. Sebut saja Finding Nemo.
Cerita sebuah clown fish yang terpisah dari ayahnya. Personifikasi dari
karakter-karakter di finding nemo sangat baik sehingga emosi penonton
pun terbawa. Begitu juga pada wall-e. Mimik dari robot pun berhasil
tergambarkan dengan sangat emosional. Walaupun pada awal film dapat
dibilang hanya ada sedikit dialog [sampai gw bertanya-tanya ini film ga
ada dialognya apa ya?], tapi tingkah laku dan mimik dari wall-e dan EVE
serta robot-robot lain sangat “manusia”.
Tidak seperti animasi lain yang menyajikan gambar full color
dengan warna-warna cerah, Wall-E malah menyediakan background cokelat
gelap sebagai pengisi sebagian besar scene di filmnya. Sangat sesuai
dengan deskripsi Bumi pada saat itu dan hal ini juga membuat kita merasa
seolah-olah menyaksikan tempat lain selain Bumi.
Ide pembuatan Wall-E sendiri berawal dari sebuah pertanyaan yang diilhami oleh Andrew Stanton sang sutradara “jika manusia pergi meninggalkan Bumi dan lupa mematikan robot terakhir yang tertinggal, apa yang akan terjadi?”. Rencana untuk membuat Wall-E sebenarnya sudah ada setelah Toy Story rilis, namun Andrew masih ragu untuk menciptakan animasi bertema kisah cinta. Bertahun-tahun setelahnya barulah gagasan ini dapat terealisasikan, dan dari awal Andrew memang berniat untuk tidak akan memakai terlalu banyak dialog untuk proyek ini. Pria gondrong ini bahkan tidak menambahkan mulut dan hidung pada tiap karakter robotnya, karena menurutnya ekspresi seseorang akan keluar dari matanya. Mengenai keterbatasan dialog, eksekutif produser John Lasseter menyatakan bahwa suatu film bisa hidup bukan karena banyak sedikitnya dialog melainkan karena perwatakan para tokohnya.
Ide pembuatan Wall-E sendiri berawal dari sebuah pertanyaan yang diilhami oleh Andrew Stanton sang sutradara “jika manusia pergi meninggalkan Bumi dan lupa mematikan robot terakhir yang tertinggal, apa yang akan terjadi?”. Rencana untuk membuat Wall-E sebenarnya sudah ada setelah Toy Story rilis, namun Andrew masih ragu untuk menciptakan animasi bertema kisah cinta. Bertahun-tahun setelahnya barulah gagasan ini dapat terealisasikan, dan dari awal Andrew memang berniat untuk tidak akan memakai terlalu banyak dialog untuk proyek ini. Pria gondrong ini bahkan tidak menambahkan mulut dan hidung pada tiap karakter robotnya, karena menurutnya ekspresi seseorang akan keluar dari matanya. Mengenai keterbatasan dialog, eksekutif produser John Lasseter menyatakan bahwa suatu film bisa hidup bukan karena banyak sedikitnya dialog melainkan karena perwatakan para tokohnya.
Ada fakta yang lucu dari wall-e. Digambarkan bahwa kecoa
adalah hewan yang paling adaptif di dunia, bahkan saat dunia penuh
dengan sampah dan hanya ada wall-e, kecoa pun ada di sana.
Ceritanya, bumi sudah terlalu banyak sampah, jadi manusia memutuskan
untuk pergi keluar angkasa, manusia membuat kapal super besar dan super
lengkap untuk memanjakan manusia, selama manusia pergi bumi dibersihkan
oleh robot-robot pembersih yg diberi nama Wall-e, tapi ternyata setelah
700th nan program bersih-bersih ini gagal, yg tersisa cuma satu robot
Wall-e. Wall-e tetap bekerja meski sendirian, sampai suatu hari datang
pesawat yg dikirim manusia untuk mengecek apa bumi sudah siap ditinggali
kembali. Robot ini diberi nama Eve, putih dan mulus bentuknya.
Sudah yaa ceritanya sampe sini dulu. o..ya ada laptop mini Wall-E loh.. Penasaran kaya gimana? klik aja DISINI :)
aku udah nontooon,,,bikin galau filmya...sumpah keren
ReplyDeleteAne belom nonton T,T
ReplyDelete