Subscribe:

Cerita Sederhana

.
.
Ini cerita sederhana, semoga tidak menjadi rumit.  

Apapun kita saat ini, gimanapun persaan yang masih kita sembunyiin satu sama lain. Paling tidak kita punya sederet memory. Mungkin memang mulut kita sama - sama terkunci. Tapi hati ga bisa kita pungkiri.

Jadi inget masa - masa sekolah saat kita hanya sekedar dekat, sekedar menemani dan tidak bermaksud memberi cerita.

Kamu pernah menemaniku saat aku sedang bersama sahabatmu, posisinya waktu itu aku dan dia jadian. Kamu dengan setia nemenin dia yang hampir setiap hari ngapelin aku.

Aku pernah menangis dibelakangmu saat merasakan sakitnya putus cinta haha 
Sore itu kita iseng ke depok, sepanjang jalan di motor aku nangis kaya anak kecil ceritanya sih nangis keinget masa lalu. Malemnya kita kejebak hujan dalam kondisi lapar, berteduh sebentar di warung makan pecel ayam. Disitu kali pertama kamu tau kalau badan kecil ini menipu, haha karena malem itu aku makan habis 3 piring hahaha


Kemudian lama kita ga berjumpa karena kesibukan masa kuliah. Sampai akhirnya kita kembali pergi menerobos hujan.

Waktu itu aku lagi praktek di sebuah desa yang g jauh dari kampusmu. Janjian seperti biasa tanpa ribet dan ga pikir panjang. Teman - temanku bertanya itu siapa, aku jawab sahabatku.

Kejenuhan yang membuat kita nekat menerobos hujan, malam itu rencana kita mau nonton tapi karena takut terlalu larut kita putuskan sekedar makan sosis bakar di pinggiran jalan. 

Sesederhana itu cara kita melepas penat dan jenuh, duduk dihalaman depan ruko sambil bertukar cerita. 

Selanjutnya kita pernah terduduk di kampusku ketika teman - teman kampusku wisuda. Sore itu kita kelelahan dan ga menentu mau kemana. Sampai akhirnya melihat dan ikut hanyut dalam euforia wisudawan dan wisudawati. 
Hingga kita sepakat : 
"Gimana klo sampai nnti wisuda kita g punya pacar kita saling datang ke wisuda satu sama lain " 
Baca Juga: Mengejar Deadline

Lucu, namun aku yakin akan ada deretan wanita yang mendatangimu. Maka sedikit ide membuatku nekat untuk memberimu boneka, yang menurutku akan lebih berkenang dan ga basi karena aku yakin g ada yang ngasih boneka selain aku :p

Agustus, aku ingat sore itu agustus saat kita kembali berjanji ketemu untuk sekedar makan bakso. Saat itu kondisiku kalut karena ayah tidak mau berobat. Yang ada difikiranku hanya
 "Aku butuh seorang pendengar" 
Aku menerobos hujan, ku fikir akan basah sedikit. Tapi, ternyata hujan membasahi sampai membuatku menggigil. Aku menemuimu dalam keadaan basah kuyup. 

Dan lagi - lagi, ada ide gila dikepala ini. Aku pinjam kemejamu, aromanya keringat bercampur parfum. Kamu pulang interview saat itu. Ya harus aku akui sih, keliatah gentle gmna gitu hehe.

Setelah berganti pakaian aku berkaca sebentar memastikan aku cocok memakai kemejamu. 
Malam itu juga kita sepakat untuk menemani kakaku ke Semarang. Sejujurnya waktu itu aku ga yakin kamu tetep mau ikut.

Hari keberangkatan semakin dekat, pagi itu aku menunggu di sebuah mini market. Sedikit gundah gulana sih. Dan, meragu apa keputusanku ini benar ? Tapi situasi dan kondisi yang membuatku harus mantap.

Siang itu 15 menit sebelum kereta berangkat, aku kelaparan dan merengek mengajak ke restorasi. Kamu berjalan tepat didepanku, hingga aku merasa ada yang aneh dikaki ku dan ppppffft malu banget waktu tahu heels sandalku terlepas. zzzt memalukan -_-
Kejadiannya cepet banget, ga lama kamu keluar dari kereta.

Dari bagian informasi mengatakan 10 menit lagi kereta berangkat, kamu belum dateng juga. Demi apapun aku lebih baik nyeker dari pada harus berangkat sendirian. Tapi, taraa ada supermen keringetan dateng hahaa gatau itu habis ngapain keringet dimana-dimana. Sambil nenteng plastik isi sandal haha 

4 hari kita habiskan waktu menemani calon mempelai. Menemani berfoto, dan beberapa kali kita sendiri sempat berdiam. Aku senang saat pagi harus membangunkanmu, hangat dan manis, semanis teh hangat dipagi itu.Aku juga senang meledek masalah pola makanmu haha, meledek masalah jorok ga mandi, dan aku senang saat kamu bisa bergabung dengan keluargaku. Tapi, menyebalkan saat kamu balik membuatku harus manyun selama perjalanan pulang. 

-_-

Hari itu sendu, seharian aku menangis. Ketika ayah harus pergi. Banyak orang berdatangan, rumahku ramai. Kamu datang sore, aku fikir kamu akan datang dan kemudian pulang seperti yang lainnya. 

Aku ga banyak berharap, tapi syukurlah Tuhan mengendalikanmu untuk sebentar lagi menemaniku. Hingga detik ini, Tuhan masih membuat kita berdekatan. Entah akan dijadikan apa kita nantinya, yang aku fikirkan saat ini bukan lagi sekedar tentang kita. Apapun kita nantinya, aku sekedar bisa titipkan doa. Hidup kita berbeda, aku takut kembali jatuh terjerembab nyeri. 

Bagaimana kalau kita berjalan berdampingan, hingga Tuhan memantapkan hati kita nantinya ?

Sesederhana itu, sama sederhananya dengan cara kita menghabiskan waktu bersama. Biarkan cerita sederhana ini mengalir, karena aku jenuh dengann cerita yang rumit. Biarkan Tuhan menetapkan bagaimana akhir cerita ini. 

Aku suka cerita sederhana tentang kita, semoga kamu juga suka. 

Created by: Alfian Hermawati

0 Comment...:

Post a Comment

Comment please and Don't promote your blog in this comment OK! ;)

Bantu kami dalam membangun Blog ini dengan mengklik Iklan dibawah. 1 Klik saja sangat berarti bagi kami. Terima Kasih






Hi guys.. welcome to my blog. In this blog available information for you. hopefully it is useful